I’m waiting for it!!!

Ketika kumemandanginya, lalu menyentuhnya… gemeletar jantung hingga menjalar pada tangan, lalu  jari-jari… Inikah pertanda cinta? Hup! ini yang kucari-cari! ini yang kuimpi-impikan! Buku-buku perpustakaan farmasi UGM dengan tema “herbal” atau “traditional medicine” atau “jamu” ini yang ingin kutelan dan jejalkan dalam otak manusiaku yang baru sekian % kupakai. Really, I love it!

Teringat ucapan seorang guru biologi ketika duduk di bangku Madrasah Aliyah (setara SMA) dulu;

“Anak-anak, tahukah kalian jika dokter jarang sekali memberikan obat pada anak-anaknya ataupun dirinya? Itu karena dokter tahu bahwa obat=racun. Bukti bahwa ia adalah racun adalah karena ia dikeluarkan oleh tubuh. Coba, setelah meminum obat (terutama antibiotic), seringkali air seni kita menjadi berbau aneh khas obat tsb. Sama dengan racun. Racun ketika masuk ke dalam tubuh, ia akan ditolak oleh tubuh dan tubuh berusaha mengeluarkannya…”

Sungguh! ucapan ini yang menggerakkan tanganku untuk memilih tulisan ‘Farmasi Bahan Alam’ di urutan pertama dalam kertas administrasi pendaftaran masuk perguruan tinggi. Yah, tak apa. Tak jauh dari keinginanku untuk memilih ‘kedokteran tradisional’ di perguruan tinggi lain. Subhanallah, diterima!!! Dan sungguh, ketika orang lain berada di kelas Farmasi Bahan Alam karena terpaksa, keberadaanku di kelas ini karena suka. Dan ketika orang lain memandang sebelah mata terhadap Farmasi Bahan Alam ini, apa peduliku? I love it! Terbayang jemariku belajar lihai meracik bahan-bahan dari alam untuk pasien yang membutuhkannya. Namun ternyata… pelajaran yang didapat jauuuuh dari bayangan. Lebih dari bayangan; spektrofotometri, elusidasi, kimia organik, biologi molekuler, kimia analisis, teknologi sediaan farmasi, dan sederet panjang mata kuliah yang harus kutelan selama (normalnya) 4 tahun! Berjuang…..0(>.<)0

Saat ini, tahun ke-5… dan masih kuambil mata kuliah yang kusuka (& kebetulan bernilai cantik 🙂 ; Fitoterapi II & Aromaterapi.

TRADITIONAL MEDICINE/HERBAL MEDICINE/JAMU…

ternyata masih banyak tantangan yang mesti dilalui untuk menjadikan bahan alam sebagai obat primadona (baca: bukan obat alternatif)… mulai dari…

  1. inconsistent’ ketidak seragaman kandungan bahan aktif dalam tumbuhan akibat perbedaan tempat tumbuh dan akibat faktor lainnya
  2. secara safety & efficacy, relatif aman namun efeknya tidak langsung terasa sesaat setelah meminumnya karena konsentrasi bahan aktif rendah dalam tumbuhan
  3. voluminous, complexity of original preparation
  4. belum banyak diuji secara klinis (pada manusia) karena biaya saaaangattt mahallll, dan membutuhkan waktu bertahun-tahun lamanya
  5. Simple but not easy

hingga..

6. munculnya rasa perikehewanan aktivis sosial yang tidak menyetujui   dijadikannya hewan sebagai subjek uji

jika seperti ini kondisinya, di masa yang akan datang… akankah realita sudi bergandengan tangan dengan idealita ?

do’akan…