The true unforgettable moment, unforgettable place!!
Akhirnya, setelah dua tahun berlalu, dengan memaksakan diri, kaki ini menginjak juga di bukit ini. Ratu Boko. Setelah setiap bangun tidur hingga akan tidur kembali, memandanginya saja dari jendela kamar, atau dari jendela kelas lantai tiga, menjadikanku kenal betul setiap lekukan- lekukan bebukit itu. Malam hari, ada satu dua titik cahaya lampu memancar dari resor-resor di bebukit itu. Dengan indahnya…
Waktu benar-benar berlalu. Menyisakan kenangan yang mengendap kronis. Sunset… Agustus 2010…
Sebenarnya tidak banyak bangunan-bangunan/ benda-benda seperti biasanya di komplek candi-candi lain yang terlihat. Bangunan paling mencolok di komplek candi Ratu Boko ini hanyalah pintu gerbang dan tempat pemandiannya. Selebihnya, terhampar luas tanah lapang berumput hijau, Pendopo, Keputren, Kiara Pandang, dan Candi Pembakaran.
Meski demikian, komplek candi ini tak jarang dipakai untuk membuat film kolosal dan menjadi pilihan menarik untuk pasangan yang ingin berfoto pre wedding.
Menariknya lagi, jika biasanya kita mencari panorama sunset di pantai, di atas bukit inilah kita juga bisa menikmati pesona panorama jingganya sunset itu =), bulatan mentarinya, garis horisonnya, lalu kelap kelip lampu-lampu rumah di wilayah Prambanan dan sekitarnya saat mentari benar-benar telah tenggelam ke peraduan. Dari gemerlap kota hingga ujung kaki gunung atau bahkan ujung pantai. Romantic, indah, mempesona …
Kupikir, Ratu Boko cerdas, memiliki selera tinggi dalam memilih tempat yang nyaman.
Di atas bukit ini…
Dan kunjungan kali ini benar-benar tidak akan terlupakan! Bersama Amel, setelah terburu waktu mengejar sunset yang ternyata bersembunyi saja di balik gumpalan awan… *memang sedang musim penghujan. Tiba-tiba saat mentari tepat tenggelam, angin kencang menggoyang-goyangkan pepohonan hingga menggulung-gulungkan awan di atas langit Ratu Boko, gelap, mencekam. Ayo, kembali ke tempat parkir!
Adzan berkumandang. Berdua saling bergandeng tangan erat, sangat erat, mengusir takut yang menjadi. Apalagi setelah: pet… seluruh lampu mati sebelum sempat menginjakkan kaki di Musholla bagian dalam komplek gerbang Ratu Boko!!! Oh God… apa salah kami?! *belum pernah setakut ini menghadapi pekatnya dan ganasnya alam. Dalam gelap, dalam gerimis yang membesar menjadi hujaman hujan, dalam angin yang mengencang garang, kami terus bergerak. Mencari musholla lain di luar komplek gerbang, mencari sesuatu untuk berbuka&mengganjal perut yang keroncongan. Terus bergerak. Dalam keterjebakan. Hingga akhirnya…
Menikmati malam yang indah. Hanya berdua (*turis lain benar-benar sudah pulang!^^’). Dalam dingin dan gerimis. Romantis. Masih sama, seperti dulu… :’)
Bokoharjo, 10 Desember 2012
Thank’s to Pak Satpam yang bersedia menemani turis salah waktu ini
Mel, it’s unforgettable moment. Really. Ketika orang-orang hanya menceritakan kejadian dan pemandangan indah mempesona di tempat wisata, suatu saat, pada anak cucu, kita bisa menceritakan pemandangan indah mempesona Ratu Boko + kejadian mencekamnya. & Ternyata, di luar sekitar Ratu Boko telah terjadi angin puting beliung Mel !!!
tumben, penulis mau menampakkan diri
hehe…
syalnya baru euy 🙂
he… keto’ po Puch?
Siapa dulu yang nemenin beli syal-nya 😀
really unforgettable moment mbaaa 😀
sukaa tulisan nya,, terlebih poto nya #eh… :p
d^^
Ping balik: JELAJAH CANDI DI PRAMBANAN | A Tree